[lihat.co.id] - Mengutip AMA (American Medical Association), tahapan usia wanita dikelompokkan sebagai berikut:
1.Masa Kanak-KanakSampai usia 10 tahun alat reproduksi wanita belum berkembang sempurna, dan hormon seks yang dihasilkan indung telur pun belum berfungsi, sehingga gangguan ginekologis jarang terjadi. Namun, ada gangguan yang perlu diperhatikan. Yang pertama adalah krisis genital pada bayi berusia beberapa minggu, yang disebabkan tersalurkannya hormon ibu ke dalam darah janin dengan gejala terjadinya perdarahan pada alat kelamin atau pembesaran payudara yang mengeluarkan cairan. Keadaan ini tidak berbahaya, dan dalam beberapa hari akan berhenti tanpa pengobatan.
Yang kedua, peradangan alat kelamin akibat alergi sabun mandi yang digunakan, atau infeksi kuman karena ibu yang kurang cermat menjaga kebersihan bayinya.[break]
2.Masa Remaja (Pubertas)Masa remaja atau pubertas adalah usia antara 10 sampai 19 tahun dan merupakan peralihan dari masa kanak-anak menjadi dewasa. Peristiwa terpenting yang terjadi pada gadis remaja adalah datangnya haid pertama yang dinamakan menarche.
Secara tradisi, menarche dianggap sebagai tanda kedewasaan, dan gadis yang mengalaminya dianggap sudah tiba waktunya untuk melakukan tugas-tugas sebagai wanita dewasa, dan siap dinikahkan. Pada usia ini tubuh wanita mengalami perubahan dramatis, karena mulai memproduksi hormon-hormon seksual yang akan mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan sistem reproduksi.
Tanda-tanda awal pubertas yang terlihat nyata adalah pembesaran payudara. Hormonhormon wanita akan merangsang dan meningkatkan lemak tubuh terutama pada bagian panggul, paha, dan bokong. Di dalam tubuhnya mulai terjadi proses pematangan organ-organ reproduksi (alat kelamin bagian dalam).
Haid mulai terjadi pada usia ini. Oleh sebab-sebab tertentu yang dikaitkan dengan keadaan pola makan, gadis yang gemuk yang berasal dari keluarga berada, cenderung mengalami haid lebih cepat. Masalah kesehatan wanita yang penting sejak pubertas sampai usia 18 tahun adalah masalah gangguan haid, jerawat, berat badan, dan seksualitas.
Gangguan haid adalah masalah yang paling sering dan umum dialami wanita sejak ia memasuki masa suburnya, biasanya terjadi dalam berbagai bentuk yang membuatnya menjadi tidak nyaman. Yang pertama adalah sindrom pra menstruasi yang biasa terjadi akibat perubahan fisik pada masa pertumbuhan menjadi remaja atau perubahan emosi menjadi dewasa.
Masalah lainnya adalah nyeri haid dengan gejala yang paling umum terjadi yaitu rasa sakit di perut bagian bawah, kadang-kadang meluas ke pinggul, punggung bagian bawah, dan paha. Bahkan ada yang merasa mual, muntah, diare, atau sakit. Bila tidak ada kelainan ginekologis, rasa nyeri itu disebut dismenorhea primer, disebabkan tingginya kadar prostaglandin, suatu zat yang membuat otot-otot rahim berkontraksi untuk meluruhkan dindingnya yang batal digunakan sebagai tempat tumbuh nya janin.
Meskipun sakit, dismenorhea primer tidak berbahaya, dan biasanya akan lenyap setelah pertengahan usia ke 20-an, atau setelah melahirkan. Rasa nyeri yang disebabkan oleh gangguan ginekologis disebut dismenorhea sekunder. Penyebabnya bisa karena tumor jinak pada dinding rahim (fibroid), atau penyakit yang ditularkan melalui hubungan seksual, endometriosis, radang pinggul, atau kista pada indung telur.[break]
3.Masa Dewasa MudaUsia dewasa muda, yaitu antara 18 sampai 40 tahun, sering dihubungkan dengan masa subur, karena pada usia ini kehamilan sehat paling mungkin terjadi. Inilah usia produktif dalam menapak karir yang penuh kesibukan di luar rumah. Di usia ini wanita harus lebih memperhatikan kondisi tubuhnya agar selalu dalam kondisi prima, sehingga jika terjadi kehamilan dapat berjalan dengan lancar, dan bayi yang dilahirkan pun sehat.
Pada periode ini masalah kesehatan berganti dengan gangguan kehamilan, kelelahan kronis akibat merawat anak, dan tuntutan karir. Kanker, kegemukan, depresi, dan penyakit serius tertentu mulai menggerogoti tubuhnya.
Gangguan yang sering muncul pada usia ini, adalah endometriosis yang ditandai dengan gejala nyeri haid, kram haid, nyeri pinggul saat berhubungan seks, sakit saat buang air besar atau buang air kecil. Penderita kadang mengalami nyeri hebat, tetapi ada juga yang tidak mengalami gejala apa-apa.[break]
4.Masa Dewasa TuaUsia sekitar 40 sampai 60 tahun merupakan masa krisis bagi wanita pada umumnya. Pada usia ini wanita sedang mencapai puncak karirnya, dan justru pada masa itu ia akan mengalami menopause (usia 45 sampai 55 tahun). Produksi hormon wanita (estrogen dan progesteron) menurun. Akibatnya, haid menjadi tidak teratur, dan akhir nya terhenti sama sekali.
Namun wanita masih bisa hamil sampai saat menopause muncul, walaupun penuh dengan risiko dan perlu perawatan khusus. Pada saat menopause wanita mengalami beberapa masalah antara lain wajah terasa panas dan kemerahan (hot flushes), vagina kering, dan suasana hati yang berubah-ubah. Beberapa mungkin hanya mengalami gejala menopause ringan, tetapi sebagian lainnya dapat mengalami gejala yang berat dan sangat mengganggu.
Osteoporosis (pengeroposan tulang) ada hubungannya dengan penurunan hormon estrogen yang terjadi pada masa menopause. Begitu pula risiko penyakit jantung bagi wanita pasca menopause akan meningkat, karena menurunnya produksi estrogen yang berfungsi sebagai pelindung jantung.
Masalah kesehatan wanita pada periode usia ini adalah penyakit akibat menurunnya hormone estrogen. Untuk mengatasinya dapat dibantu dengan terapi sulih hormon, pola makan yang mengandung fitoestrogen, dan olahraga. Semua itu untuk menguatkan tulang.[break]
5.Masa Lanjut UsiaYang dianggap lanjut usia (lansia) adalah setelah mencapai usia 60 tahun. Inilah masa yang paling rentan diserang berbagai penyakit degeneratif dan penyakit berat lainnya. Sangat penting bagi wanita untuk melakukan pemeriksaan kesehatannya secara teratur. Prioritas utamanya adalah menjaga agar tubuh tetap sehat dengan mengatur pola makan yang benar, dan minum suplemen yang dibutuhkan tubuh. Selain itu olahraga ringan dan tetap aktif secara intelektual.