[lihat.co.id] - Dalam beberapa resep, santan bisa dipakai untuk menggantikan susu sapi atau sebaliknya. Contohnya adalah sup kambing. Secara tekstur dan warna mungkin sama saja, namun aroma dan rasanya agak sedikit berbeda. Bagaimana dengan nutrisinya?
Sebenarnya, santan memiliki beberapa keunggulan dibanding susu sapi. Hal ini meliputi alasan nutrisi, kesehatan, penyimpanan, lingkungan, sampai prinsip dan etika. Inilah argumen yang dirangkum dari situs SF Gate dan Live Strong:
1. Nutrisi
[lihat.co.id] - Kalori dalam satu cup (240 gram) santan adalah 50 kkal, lebih sedikit dibanding kalori susu skim tanpa lemak sekalipun, yakni 87 kkal. Santanpun mengandung asam lemak menyehatkan yang tak terdapat pada susu sapi. Sebanyak 50% asam lemaknya berupa lauric acid yang berubah menjadi monolaurin dalam tubuh. Monolaurin menghasilkan kegiatan antivirus, bakteri, maupun protozoa melawan staphylococcus dan listeria.
2. Asam Lemak Rantai Sedang
[lihat.co.id] - Kelapa dan santan tinggi kalori serta lemak jenuh. Namun, asam lemak jenuh dalam kelapa, yakni asam lemak rantai sedang, berbeda dengan asam lemak rantai panjang dalam susu. Asam lemak rantai sedang lebih cepat dimetabolisasi oleh hati dibanding asam lemak rantai panjang. Karena cenderung dipakai untuk energi dan bukannya disimpan sebagai lemak, asam lemak rantai sedang tak memicu penyakit jantung dibanding asam lemak rantai panjang.
3. Bebas laktosa
[lihat.co.id] - Susu mengandung laktosa, jenis gula yang sulit dicerna beberapa orang. Namun, laktosa tak terdapat dalam santan, sehingga cocok dikonsumsi orang-orang yang intoleran terhadap laktosa. Santan juga lebih rendah kandungan karbohidratnya dibanding susu, sehingga pas untuk mereka yang sedang menjalankan diet rendah karbohidrat.
4. Penyimpanan
[lihat.co.id] - Santan tergolong lebih mudah dan awet disimpan dibanding susu sapi. Santan dapat dibekukan, sementara susu tidak karena tekstur dan tampilannya akan berubah. Santan pasteurisasi beku bisa tahan hingga 12 bulan. Sementara itu, susu segar yang sudah dibuka harus diletakkan di kulkas bersuhu 3-4 C dan harus dihabiskan dalam waktu 1-3 hari.
5. Lingkungan
[lihat.co.id] - Para aktivis lingkungan tentu tahu bahwa sapi dan hewan ternak lain berdampak buruk bagi lingkungan. Menurut United Nations Food and Agricultural Organization, siklus produksi penggembur tanah, pakan ternak, penebangan hutan, pengaturan pupuk, dan emisi metana menyumbang 18% emisi gas rumah kaca secara global.
Sebaliknya, menurut Philippine Coconut Authority, perkebunan kelapa dapat menahan karbon dalam tanah dan mengimbangi produksi karbon dioksida di atmosfir. Hal ini dapat mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan.