[lihat.co.id] - Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) merombak besar-besaran jajaran SKPD dan bawahannya di lingkungan Pemprov DKI.
Jokowi menginginkan seluruh jajaran SKPD bisa mengikuti gaya kerja yang dia lakukan. Sehingga setelah APBD turun, dirinya mengajak segenap jajarannya segera tancap gas agar nantinya tahun 2013 SILPA-nya tidak besar.
Jokowi mengaku selama empat bulan menjabat menjadi gubernur, sudah menilai seluruh pejabat-pejabat di DKI Jakarta.
"Udah dong (dinilai). 4 Bulan dong. Rapornya mau tahu?" ujarnya sembari tertawa.
Sebanyak 20 pejabat yang menduduki posisi strategis diganti oleh Jokowi. Masing-masing pejabat memiliki reaksi sendiri-sendiri dan berbeda di dalam menanggapi pencopotan tersebut.
Berikut ini 5 reaksi pejabat setelah dicopot Jokowi:
1. Anas Effendi memilih bolos pelantikan
[lihat.co.id] - Jokowi menggeser Anas Effendi yang sebelumnya menjabat Wali Kota Jakarta Selatan menjadi Kepala Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah. Dalam pelantikan 20 pejabat eselon II Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta, Anas memilih tidak hadir dalam pelantikan tersebut.
Diakui Jokowi, Anas digeser karena memang jabatan di perpustakaan kosong, bukan karena tidak sesuai dengan visi misi Jokowi-Ahok.
"Ya karena di perpustakaannya kosong. Memang di arsip itu kosong kok, gimana sih? Kan yang di arsip sudah pensiun," kata Jokowi usai pelantikan di Balai Kota Jakarta, Kamis (14/2).
Jokowi menyatakan bahwa kinerja Anas selama menjabat wali kota Jakarta Selatan sudah bagus.
"Sudah bagus kok. Pak wali kota lincah," katanya.
Saat dikonfirmasi absennya Anas, telepon genggam miliknya tengah dipegang oleh asisten pribadi Anas.
"Bapak lagi rapat," kata asisten Anas Effendi, saat dihubungi wartawan, Kamis (14/2).
2. Ery Basworo legowo
[lihat.co.id] - Mantan Kepala Dinas Pekerja Umum (Kadis PU) Ery Basworo menilai pencopotan yang dilakukan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) adalah sesuatu yang wajar. Dirinya menerima dengan legowo karena sudah tiga tahun menjabat sebagai Kadis.
"Perubahan buat saya perlu. Saya sudah lama tiga tahun menjadi Kadis. Di pertamanan dan pemakaman dan pekerja umum," kata Ery di Balaikota, Kamis (14/2).
Dinas Pekerjaan Umum merupakan dinas yang amat vital dan strategis untuk menanggulangi banjir. Ery menambahkan kalau dirinya juga telah menyiapkan warisan pekerjaan kepada Kadis PU yang baru. Namun saat ini dirinya belum dapat memberikan ke Kadis PU yang baru.
"Warisan ada. Tetapi nanti kalau bertemu pas sertijab," terangnya.
Ery juga membantah kalau pergantian dirinya karena banjir di kawasan Thamrin dan jebolnya tanggul Latuharhary beberapa waktu lalu. "Tidak. Lihat saja nanti yang baru (Kadis PU) gimana," tandasnya.
3. Novizal memilih mundur
[lihat.co.id] - Sebelum dicopot dan diganti, Novizal lebih memilih mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Kepala Dinas Perumahan DKI Jakarta. Novizal mundur karena alasan kesehatan yang dia rasakan.
Novizal mengakui bahwa pekerjaan di dinas perumahan tidaklah ringan. Terlebih, ke depannya harus banyak yang ditangani. Apalagi Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo-Basuki T Purnama menginginkan segala pekerjaan harus segera beres dan cepat selesai tanpa ada masalah.
"Beban kerja setiap tahun pasti meningkat. Saya merasa jika kinerja itu tidak optimal. Saya tahun 1991 sakit liver sembuh total tahun 1994. Kalau saya paksakan akan muncul lagi. Kalau saya kerja tidak optimal," jelas Novizal di Kantor Balai Kota sebelum menemui Sekda Fajar Panjaitan, Jakarta, Selasa (12/2).
Novizal memilih mundur karena dirinya tidak mau mengecewakan Jokowi dan Ahok. Dirinya berharap penggantinya yang lebih muda nanti dapat mengimbangi gaya kerja kedua pemimpin Jakarta itu.
"Saya tidak mau gubernur kecewa saya serahkan yang lebih muda. Yang lebih energik," terangnya.
4. Eko Bharuna mengaku sudah tua
[lihat.co.id] - Di awal pemerintahannya, Jokowi mencopot Eko Bharuna dari jabatannya sebagai Kepala Dinas Kebersihan. Diakui Jokowi, apa yaang dilakukannya adalah semata-mata sebagai penyegaran dan pemanasan saja.
"Biasa toh, sudah mulai pembenahan personel. Manajemen organisasi. Alasannya biasalah, penyegaran," kata Jokowi di Balai Kota Jakarta, Jumat (30/11).
Jokowi menyebut, pergantian ini bagian dari pemanasan. "Kami ingin fresh. Ini baru pemanasan, baru pemanasan. Saya ingin melihat performance semuanya," ujarnya.
Sementara itu, Eko Bharuna mengaku memang karena sudah memasuki pensiun. Menurutnya, dia tidak masalah dicopot oleh Jokowi.
"Iya betul saya akan diganti. Tidak apa-apa kok, umur saya sudah 59 tahun, dan sudah dua kali diperpanjang. Jadi wajarlah kalau saya pensiun," ungkap Eko Bharuna.
5. Budhiastuti nilai sebagai giliran tugas
[lihat.co.id] - Salah satu pejabat yang ikut digeser oleh Jokowi adalah Budhiastuti. Kali ini, Mantan Kepala Badan Kepegawaian Daerah (BKD) digeser menjabat sebagai Kepala Badan Pendidikan dan Pelatihan.
Budhiastuti menilai apa yang dilakukan Jokowi dengan menggeser atau mencopot pejabat lain adalah merupakan giliran tugas. Menurutnya, tidak selamanya seseorang itu menduduki jabatan yang disandangnya sekarang. Perlu penyegaran dan giliran tugas yang berbeda dari sebelumnya.
"Karena sudah lima tahun saya di BKD, dan itu harus di tour of duty," ujar Kepala BKD Budhiastuti ketika dihubungi wartawan di Balai Kota Jakarta, Kamis (14/2).