Sejak awal Gubernur DKI Joko Widodo (Jokowi) dan Wagub DKI Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) sudah mengingatkan anak buah harus bekerja mengikuti ritme mereka.
Jika mereka masih ngeyel ya lebih baik mereka mundur atau dicopot.
Nah, mutasi besar-besaran dilakukan Jokowi-Ahok pada Kamis kemarin.
Alasannya bermacam macam.
Berikut:5 Alasan Jokowi Mengganti Pejabat DKI Jakarta
1.Jabatan di Bagian Arsip Kosong
Banyak orang terkaget-kaget dengan pencopotan Anas Effendi dari jabatan prestisius Walikota Jakarta Selatan menjadi Kepala Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah. Jokowi beralasan pergantian Anas karena bagian tersebut kosong.
"Kinerjanya bagus kok, ini karena memang jabatan di bagian arsip kosong. Ini kan yang di bagian arsip orangnya sudah pensiun," alasan Jokowi menjawab pertanyaan wartawan.
Jokowi menyatakan itu usai melantik 20 pejabat eselon II yang baru di lingkungan Pemprov DKI di Balai Kota, Jl Medan Merdeka Selatan, Jakarta, Kamis
"Apa kurang lincah?" tanya wartawan.
"Lincah kok, ini karena di bagian perpus itu kosong," imbuh Jokowi meyakinkan wartawan.
Jokowi menyebut ritme kerja sudah dijabarkan. Menurutnya begitu APBD disetujui Mendagri, langsung semua bekerja.
"Kita langsung push kerja, jadi jangan sampai SILPA-nya gede lagi," katanya. SILPA adalah Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran.
Jokowi mengatakan, pergantian tersebut sudah didasarkan penilaian selama empat bulan. "Dari awal dilantik sudah ada penilaian," katanya.
Untuk sementara tugas Anas sebagai Walikota Jaksel akan ditangani Wakil Walikota Jaksel Syamsuddin Noor.
2.Banjir dan Gorong-gorongEry Basworo dimutasi dari jabatannya sebagai Kepala Dinas Pekerjaan Umum DKI menjadi Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah. Benarkah Ery diganti karena dianggap tidak bisa mengatasi persoalan banjir dan buruknya sistem saluran air di Jakarta?
"Ya gimana sih? Masa harus ditanyakan?" ujar Jokowi usai melantik 20 pejabat eselon II di Balaikota DKI, Jl. Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Kamis
Jokowi mengatakan hal itu menjawab pertanyaan wartawan apakah penggantian Kadis PU DKI Jakarta berkaitan dengan problem banjir dan drainase di Ibukota.
Jokowi mengatakan, seharusnya para kepala dinas atau Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) DKI lebih tanggap terhadap persoalan-persoalan yang dikeluhkan masyarakat.
Sebab yang lebih mengerti hal-hal kecil di masyarakat tersebut adalah dinas-dinas.
"Yang kita ingin, namanya banjir, yang namanya jalan harus cepet direaksi. Saya ingin masalah yang menjadi keinginan masyarakat, baik macet maupun banjir segera direaksi oleh dinas dengan jurus dan ilmu apapun, harus digunakan, karena yang menguasai masalah-masalah yang kecil, sedang, besar itu kan mereka, kalau saya kan makronya," katanya.
Pria asal Solo ini pun mengatakan, dia hanya membukakan jalan bagi para dinas-dinas untuk lebih peka terhadap persoalan di lapangan.
"Dalam waktu 4 bulan ini kan saya masuk ke yang kecil-kecil seperti itu, ya nggak apa-apa. Saya masih kuat mengatasi hal kecil seperti itu. Tapi, tugas saya hanya untuk membuka pintu-pintunya, saya buka, dinasnya masuk ya saya tinggal.
Saya hanya difungsi manajemen kontrol," ujar Jokowi.
Saat dihubungi detikcom, Ery mengaku dirinya tidak mempermasalahkan dipindah ke pos lain. Menurut dia, pergantian ini merupakan peremajaan di jajaran Dinas Pekerjaan Umum.
"Tidak ada masalah. Ini refreshing saja. Saya kan sudah lama di situ," kata Ery kepada detikcom, Senin
3.Calo RusunHeboh calo di Rusun Marunda membuat Jokowi dan Ahok geram. Bahkan dengan cepat Jokowi dan Ahok mengganti Kepala Unit Pengelola Teknis Rumah Susun Daerah Kusnindar dengan Jati Waluyo. Pelantikan digelar pada Rabu 30 Januari 2013 lalu.
Kusnindar jadi sorotan karena berkaitan dengan kasus permainan calo dan pungli di Rusun Marunda. Banyak warga melaporkan soal perbuatan Kusnindar.
"Ya bagi kami dia terus menghambat, terus, kita kan ada keluhan ibu-ibu dan ada fakta lapangan, terus ada yang bilang ke kami, ada 500 unit yang siap huni, 1.200 lebih belum siap, ternyata bahkan tidak sampai 100 unit saja belum beres, tiba-tiba di lantai 4 tidak ada air, alasannya pecah pipanya. Terus kenapa tidak diperbaiki? Alasannya mau cari tukang las.
Masa peralon mau dilas? Itu kan terlalu banyak cari alasan," papar Ahok saat ditanya soal alasan pergantian Kusnindar.
Setelah Kusnindar dicopot, tidak berapa lama Kepala Dinas Perumahan DKI Novizal mundur dari jabatannya. Menurut Ahok, alasan mundurnya Novizal karena sakit.
Namun demikian, Ahok juga tidak memungkiri pengunduran diri Novizal terkait praktik percaloan di sektor perumahan yang selama ini kerap terjadi.
Ya kita susah tebaklah, kalau alasan lain kita mempersepsikan ya karena ada yang dipecat kali, ada yang dicopot kan. (Dia) Sudah (menyampaikan) alasannya kesehatan. Ia tidak sanggup untuk tangani perumahan yang begitu berat.
Karena di sana mungkin sudah jual beli semua. Sudah jadi rahasia umum. Kan kita mau lakukan pembersihan. Beliau baiklah. Cuma mungkin susah juga membersihkan teman-teman yang sudah saling kenal. Saya nggak tahulah.
Alasannya kesehatan," tutur Ahok.
Ahok menilai, pengunduran diri Novizal sebagai sikap berani dan gentleman.
Kalau tidak sangggup menerima harapan dan tugas dari kami, kami juga nggak bisa mengelak. Rumah susun hilang melulu, dijual melulu, gimana.
Harus ada pembersihan kan. Saya juga harap kalau dinas lain yang nggak bisa ikutin larinya kami yang kencang, lebih mengajukan diri mundur. Kayak Pak Novizal kan bagus," cetusnya.
Pengganti Novizal yakni Yonathan Pasodung. Yonathan berjanji akan menindak tegas calo rusun.
Saya kira bukan soal berani atau tidak, kita lihat SOP-nya seperti apa. Kalau ada penyimpangan ya kita tindak.
Saya berharap kejadian itu tidak terulang," kata Yonathan usai ditemui acara pelantikan di ruang Balai Agung, Balai Kota, Jl Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Kamis
4.Sampah MenggunungKepala Dinas Kebersihan diganti dari Eko Bharuna ke Unu Nurdin yang sebelumnya menjabat sebagai wakil kepala dinas kebersihan pada (30/11/2012).
Menurut Ahok, alasan pergantian Eko karena masalah sampah di Jakarta yang mengkhawatirkan seperti di Kali Serdang, Kemayoran, Jakarta Pusat.
Kali Serdang dipenuhi sampah hingga 500 meter," kata Ahok.
5.Penyegaran
Jokowi mengganti Kepala Badan Pengelola Keuangan Daerah (BPKD) DKI Sukri Bey pada (30/11/2012) lalu. Jokowi beralasan, pergantian karena untuk penyegaran.
Namun saat ditanya wartawan, alasan pergantian dirinya, Sukri beralasan karena dia akan pensiun.
"Ah ya sudah memang sudah waktunya," ujar Sukri di Balai Kota Jakarta, Jl Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Jumat
Sukri Bey diganti oleh wakilnya Endang Widjajanti. Sukri berharap pergantian ini tidak mengganggu BPKD dan bisa menjadi lebih baik.
Sumber